iklan

Jom..lepak di sini!!!.....

Ahad, 20 Januari 2013

Kejujuran

Kejujuran terkesan mahal di negeri ini. Berbuat dan berkata dusta justeru terkesan menjadi suatu hal yang lumrah. Kedustaan seakan diumbar tanpa memiliki rasa bersalah dan takut akan dosa. Individu, masyarakat, dan bangsa yang sudah tidak mengutamakan kejujuran dipastikan akan dihampiri kehancuran. Kejujuran adalah dasar dari kehidupan keluarga, masyarakat, dan bangsa. Kejujuran adalah prasyarat utama pertumbuhan dan perkembangan masyarakat yang berlandaskan prinsip saling-percaya, kasih sayang, dan tolong-menolong. Kejujuran adalah inti dari akhlak yang merupakan salah satu tujuan dari diutusnya Rasulullah s.a.w. oleh Allah SWT. Rasulullah s.a.w. bersabda: عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ ، وَإِنَّ وَالْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ ، وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ “Bersikap jujurlah kamu sekalian, karena sesungguhnya kejujuran itu selalu akan mengantarkan dirimu kepada kebaikan, dan sesungguhnya kebaikan itu selalu akan mengantarkan dirimu ke surga. Dan jauhilah olehmu kebohongan, karena sesungguhnya kebohongan itu selalu akan mengantarkan dirimu kepada keburukan, dan sesungguhnya keburukan itu selalu akan mengantarkan dirimu ke neraka”. (HR Muslim dari Abdullah bin Mas’ud). Makna penting dari hadis di atas adalah: ”Menjauhi kebohonganan adalah sebuah keharusan, karena kebohongan akan membawa kepada dosa dan dosa akan membawa ke neraka. Setiap muslim, hendaklah bersikap jujur karena kejujuran akan membawa pada kebajikan dan kebajikan akan membawa ke surga.” Hakikat kejujuran ialah mengatakan sesuatu dengan ”apa adanya” (tanpa topeng kebohongan) di tempat (situasi) yang tidak ada sesuatu pun yang menjadi penyelamat, kecuali kedustaan. Secara psikologis, kejujuran akan mendatangkan ketenteraman jiwa. Sebaliknya, seseorang yang tidak jujur pasti akan selalu resah, dan selanjutnya akan tega untuk melakukan perbuatan ’jahat’ serta menutupi kebenaran. Kedustaan dan ketidakjujuran akan selalu meresahkan masyarakat, yang pada gilirannnya akan mengancam stabilitas sosial. Ketidakjujuran selalu akan melahirkan pada ketidak-adilan, disebabkan orang yang tidak jujur akan tega menginjak-injak keadilan demi keuntungan material pribadi atau golongannya saja. Pribadi yang jujur merupakan ruh kehidupan yang teramat fundamental karena setiap penyimpangan dari prinsip kejujuran pada hakikatnya akan berbenturan dengan suara hati nurani. Sebagai contoh, para penyelenggara negara pada setiap aktivitas dalam rangka melayani masyarakat tentunya tidak akan pernah menanggalkan prinsip kejujuran. Kejujuran juga akan melahirkan penghargaan terhadap hak-hak orang lain. Sebab, kejujuran sebagaimana yang telah kita uraikan di atas, juga akan menumbuhkembangkan kecintaan terhadap kebenaran, keadilan, dan kedisiplinan. Namun, kejujuran tidak akan datang begitu saja, tetapi harus diperjuangkan dengan sabar dan sungguh-sungguh. Ada seorang ulama yang menegaskan bahwa ada beberapa faktor yang dapat membantu kita dalam mencoba meraih kejujuran: Pertama, akal yang wajib memandang buruk kedustaan apalagi jika kedustaan itu sama sekali tidak mendatangkan kemanfaatan dan tidak mencegah bahaya. Kedua, agama dan syariat yang memerintahkan untuk mengikuti kebenaran dan kejujuran serta memeringatkan bahaya kedustaan. Ketiga, kedewasaan diri kita yang menjadi salah satu faktor pencegah kedustaan dan kekuatan pendorong menuju kebenaran. Keempat, memeroleh kepercayaan dan penghargaan masyarakat. Ada sebuah kata mutiara: ”Jadikanlah kebenaran (al-haq) sebagai tempat kembalimu (rujukan), kejujuran (ash-shidq) sebagai tempat pemberangkatanmu (pijakan), sebab kebenaran adalah penolong paling kuat dan kejujuran adalah pendamping utama”. Karena itu, setiap pribadi muslim sejati pasti akan terus membangun kejujuran pada dirinya dalam melakukan semua aktivitas.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan